Jumat, 04 Oktober 2013
Wajah-wajah Bernama Berterbangan di Pelupuk Mataku
Entah darimana datangnya, rupa-rupa wajah di bawah temaram lampu malam. Aku menyimpulkannya sebagai bagian tiang-tiang perjuangan. Saat bulan hanya bisa melongo, menyaksikan ribuan kata terlempar. Berserakan di jalan-jalan. Masuk ke perut-perut manusia. Berjejalan di teras senayan. Mereka, wajah-wajah bernama, berdesakan di pelupuk mataku, seakan hendak mendaur rekaman tahun 1966.
Wajah-wajah bernama yang membuat jantungku gemetar. Aku kah mereka? Mereka kah aku? Sementara kibaran merah-putih meliuk-liuk terus, menyapu di pipi legam sang wajah bernama. Kuingat benar, pekikan lidah mereka menembus atmosfer. Tapi, tetap saja, zaman masih sama.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Anomali (4)
berjalan menyusuri belantara tanpa pernah peduli marabahaya tidak kah kau ingin bertanya apa aku baik-baik saja dunia ini fana manusia hanya...
-
Demisioner diartikan sebagai masa sejak seseorang telah habis masa jabatannya (keadaan tanpa wewenang dan kekuasaan) dan/atau setelah Lapora...
-
Semarang, 27 November 2011 Ku tulis ini ketika kau mulai berubah... ketika kau bilang sudah tak sendiri. Aku hanya menjawabnya dengan seula...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar