Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tentang hati

Tiada hari tanpa sebait paragraf nadi kehidupan. Menulis dongeng-dongeng perjalanan, proses menuju kebahagiaan.
Ya, inilah detik. Seolah memburu-buru keputusan tercepat. Namun semuanya harus serba hati-hati. Aku tak mau jatuh pada lubang yang sama untuk kesekian kalinya. Merah itu memang ada...Analisa itu pun tak salah. Hanya saja, aku merasa belum saatnya.
Bertahan...aku ingin bertahan. Saat ini, ada yang lebih mendesak dan penting didahulukan daripada perasaan yang menekan hati kita. Kebaikan yang tak ternilai harganya. Sekarang kita mungkin menafikan, tapi mata kita adalah jendela yang tak pernah berbohong pada tuannya.
Selain itu, aku masih ragu...sebab aku tahu, jarak kaki kita menjejakkan tapak di bumi jauh berbeda. Sekalipun dirimulah semula bunga-bunga yang bermekaran atau titisan embun yang menyegarkan, tapi dirimu tak menginginkan...itu yang sekarang terucap dari bibirmu.
Aku malu, malu pada angin yang berhembus, pada rumput di padang penggembalaan. Begitu dalamnya rasa ini, sampai aku tak tega mengunci hatimu. Aku pikir, biarlah menjadi hal yang indah, hal yang selalu membuat tersenyum, membuatmu nyaman, di sini bersama kawan-kawan seperjuangan, tanpa harus dirimu tahu, apa yang ada dalam hatiku...skarang.

Posting Komentar untuk "Tentang hati"