Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Gamang

Titik api ini sakral dan dalam, melagukan lagu kegamangan akan hidup, setengah mengoyak pikirku, untuk mencari jalan terang. Ada titik hitam yang membuatku takut. ia serupa malam tanpa akhir, menebar bau-bau sesak, ia jahat mencengkram hati, menggali borok di dindingnya. Ia menjumpaiku setiap musim berganti, memasungku dalam mimpi, aku letih dan lemah, sampai darahku deras mengucur, ia terus melukaiku. Dan putih itu pun pergi lagi... Kemudian... ada rasa asing yang menyelinap, dalam-dalam dan sakral. Menjentikkan warna merah jambu, hingga buliran dilema itu pun benderang mencuat ke permukaan, sedang aku ingin mencintaimu dengan hitam, dengan luka di tubuhku, dengan pengkhianatan, meskipun kandas, hati ini tak jua ingin menutup lembaran usang. Terus bergolak, mereguk nyeri hati, pada pilihan-pilihan sakral, pada kejemuan lara, tetapi aku masih tetap berjalan di atas derap-derap kelam... Puisi by verra

2 komentar untuk "Gamang"