Dear...
aku ingin segera memeluk malam
siang ini terlalu panjang dear...
Dear...
sudi kah mendengarku
sekedar membisikan sebait cinta
Dear...
aku tahu
bebanmu dua kali luas angkasa
kau sendiri dear...
Dear...
tapi aku tahu
kau menginginkan desah suaraku
tatkala gemintang genit memainkan cahaya
Dear...
kau kah itu?
dirimu tanpa ilustrasi
aku melihatmu kini
sebentuk rahasia Illahi...
Semarang, 7 Juli 2011
Kamis, 07 Juli 2011
Senin, 04 Juli 2011
Sajak-sajak Ikhlas
Sekelumit lara yang menggaung kini,
terangkat dari akarnya
menuai jutaan rasa lepas
seolah terbang meletup lewati horison langit
Aku yang mendesah nyeri
dihakimi nurani
Entah sejak kapan
mulai kulihat topan berlutut di bumi
pohon-pohon raksasa merebahkan diri
dan sungai tak meluap lagi
Yang jelas.....
saat ribuan sajak ini kedendangkan
seakan semua memutih
hitam lekang terseok kata
terangkai di relung-relung jiwa
ikhlas.............................................
Semarang, 4 Juli 2011
terangkat dari akarnya
menuai jutaan rasa lepas
seolah terbang meletup lewati horison langit
Aku yang mendesah nyeri
dihakimi nurani
Entah sejak kapan
mulai kulihat topan berlutut di bumi
pohon-pohon raksasa merebahkan diri
dan sungai tak meluap lagi
Yang jelas.....
saat ribuan sajak ini kedendangkan
seakan semua memutih
hitam lekang terseok kata
terangkai di relung-relung jiwa
ikhlas.............................................
Semarang, 4 Juli 2011
Pada sebuah harapan
Pada sebuah harapan terpendam
terbitlah biduk cakrawala terang
demi sebuah harapan tersimpan
melabuhkan satu perasaan
tentang sebuah harapan tercatat
Pada sebuah harapan terpendam
dari lantunan doa-doa malam
mencuat ke troposfer
sampai ke tahta Tuhan
Pada sebuah harapan terpendam
terlukislah wajah kelam
namun, ada sebuah harapan terekam
menjelmakan kesucian
Pada sebuah harapan terpendam
pada hari-hari yang aneh
detik berkumpul menit
menit berkumpul jam
jam berkumpul hari
hari berkumpul minggu
dan pada hari keenam belas
sebuah harapan bersinar....................
Semarang, 4 juli 2011
untuk orang-orang yang kucintai, jangan menyerah!
terbitlah biduk cakrawala terang
demi sebuah harapan tersimpan
melabuhkan satu perasaan
tentang sebuah harapan tercatat
Pada sebuah harapan terpendam
dari lantunan doa-doa malam
mencuat ke troposfer
sampai ke tahta Tuhan
Pada sebuah harapan terpendam
terlukislah wajah kelam
namun, ada sebuah harapan terekam
menjelmakan kesucian
Pada sebuah harapan terpendam
pada hari-hari yang aneh
detik berkumpul menit
menit berkumpul jam
jam berkumpul hari
hari berkumpul minggu
dan pada hari keenam belas
sebuah harapan bersinar....................
Semarang, 4 juli 2011
untuk orang-orang yang kucintai, jangan menyerah!
HILANG
Dalam hilang menarilah kerinduan
hilang yang ada setiap detik terus berjalan
hilang selalu nampak di permukaan
Kusentuh hilang dengan tataran kalbu
terkadang memang hilang bahkan terus menghilang
tetapi pernah jua hilang dan kembali
ia hilang
mendekapku di kediaman waktu
dari kehidupan tak tertebak
mencintai hilang penuh harap...
ia hilang
gemericik angin antarkan salam dedaunan nun jauh
dan tetesan embun menyanyikan lagu misteri
bicara pada yang hilang
ia lantas hilang
kemudian kembali
menghilang lagi
Semarang, 4 Juli 2011
hilang yang ada setiap detik terus berjalan
hilang selalu nampak di permukaan
Kusentuh hilang dengan tataran kalbu
terkadang memang hilang bahkan terus menghilang
tetapi pernah jua hilang dan kembali
ia hilang
mendekapku di kediaman waktu
dari kehidupan tak tertebak
mencintai hilang penuh harap...
ia hilang
gemericik angin antarkan salam dedaunan nun jauh
dan tetesan embun menyanyikan lagu misteri
bicara pada yang hilang
ia lantas hilang
kemudian kembali
menghilang lagi
Semarang, 4 Juli 2011
Sabtu, 02 Juli 2011
BERHENTI EKSPOR SAPI KE INDONESIA, AUSTRALIA MENGAKU RUGI
(Semarang) Beberapa waktu lalu, Australia mengancam akan menghentikan ekspor sapi Australia ke Indonesia. Sekarang, ekspornya benar-benar dihentikan. Kasus yang sempat menimbulkan kepanikan di kalangan masyarakat Indonesia. Tapi tidak demikian dengan para peternak yang merasa diuntungkan dengan adanya penghentian ekspor tersebut. Peluang keuntungan besar justru terbuka untuk para peternak lokal.
Memang, pengusaha kita juga dirugikan atas kasus ini, tetapi kerugian itu tidak sebanding kerugian yang dialami Australia. Sebuah artikel di situs inilah.com memberitakan Australia mengalami kerugian sekitar AUD1 Miliar. Terbukti dengan adanya kucuran dana dari Pemerintah Australia kepada para peternak sapi hingga AUD30 juta atau setara dengan US$32 juta sekitar Rp288 miliar.
"Di sana rugi mencapai ratusan juta dolar sejak distop ke Indonesia," kata Menteri Pertanian Negara Bagian Australia Barat Terry Redman usai menemui Menteri Pertanian Indonesia Suswono di kantor Kementan Ragunan, Jakarta, Senin (20/6/2011).
Negara bagian Australia mengharapkan dapat mengekspor lagi ke RPH Indonesia. Namun, semua keputusan bergantung pada pemerintah federal Australia. Pasalnya, pemerintah Australia menerapkan standar internasional RPH yang dijadikan alasan penghentian ekspor ke Indonesia.
Langganan:
Postingan (Atom)
Tempat yang Dulu Kau Sebut Rumah
Tempat (yang Dulu) Kau Sebut Rumah
Tumpukan bata di sudut jalan mulai berlumut tak ada angin berembus lewat jendela setiap pagi pintu berderit hanya sekali tatkala penja...