Selasa, 01 Maret 2022

Antara Kenangan (2)

kugenggam tanganmu

tatkala napas terempas dari dada

tak lagi ada detak jantung

kulitmu membeku

 

kualirkan energi

dan terus memanggil nama itu

berharap kau tak lekas pergi

sebab aku belum siap

seorang diri hadapi

dunia yang terjal jalannya

 

tiga puluh menit berlalu

ku masih yakin kau belum pergi

meski nadimu tak terasa lagi

 


tapi

pada menit ketiga puluh satu

ku rasa aliran darahmu

denyut nadi

irama jantung

pelan ku lepas genggaman itu

aku mundur

manakala mereka hampiri tubuhmu

yang mulai hangat

 

kukira kau tak pernah tahu

aku yang meminta kau kembali

dan terus menarik erat

saat kau hendak terpental

ke alam yang tak kukenal

 

sampai kau tersadar

tak ada kata terucap untukku

tetapi dari kornea matamu terlihat

kau berusaha kuat

untuk tidak melenakan hatiku

dengan “terima kasih” dan “sayang”

 

Yogyakarta, 2011

Tempat yang Dulu Kau Sebut Rumah

Tempat (yang Dulu) Kau Sebut Rumah

Tumpukan bata di sudut jalan mulai berlumut tak ada angin berembus lewat jendela setiap pagi pintu berderit hanya sekali tatkala penja...