kugenggam tanganmu
tatkala napas terempas dari dada
tak lagi ada detak jantung
kulitmu membeku
kualirkan energi
dan terus memanggil nama itu
berharap kau tak lekas pergi
sebab aku belum siap
seorang diri hadapi
dunia yang terjal jalannya
tiga puluh menit berlalu
ku masih yakin kau belum pergi
meski nadimu tak terasa lagi
pada menit ketiga puluh satu
ku rasa aliran darahmu
denyut nadi
irama jantung
pelan ku lepas genggaman itu
aku mundur
manakala mereka hampiri tubuhmu
yang mulai hangat
kukira kau tak pernah tahu
aku yang meminta kau kembali
dan terus menarik erat
saat kau hendak terpental
ke alam yang tak kukenal
sampai kau tersadar
tak ada kata terucap untukku
tetapi dari kornea matamu terlihat
kau berusaha kuat
untuk tidak melenakan hatiku
dengan “terima kasih” dan “sayang”
Yogyakarta, 2011