Malam itu
saat ku
duduk di meja kerja
merangkai
kata-kata
tiba-tiba
ku dengar
senandung tak biasa
ia
menunggu
di depan pintu
sesekali
menggonggong
ku buka
pintu
napasnya
tersengal
tubuh
kurus
di
matanya, ada bulir tertahan
menatapku
mengharap
sepotong roti
namun aku
tak punya roti
ku berikan
tahu
ia pun
makan
malam-malam
berikutnya
ia datang
kembali
mengendus-endus
di balik pagar
berharap
aku keluar
sekadar
mengobati lapar