Melati dalam Lipatan Ingatan
Kukatakan sudah, usah kau untai lagi melati itu.
Tak akan pernah tercium wanginya. Meski kau dekatkan, melati hanya helaian
mahkota yang kan pupus jua. Mending kau tanam lagi, tapi jangan untukku.
Kukatakan cukup, tak perlu kau pasang melati di
rambutku. Itu cuma imaji lampau atau dongeng usang tentang belati pangeran yang
tertinggal di sini, di dekat pendopo. Saat kau pernah tumpahkan satu keranjang
melati.
Kukatakan lepas, biarkan melati bertumbuh di
padang baru. Usah kau sesali, bila dulu melati tak berbunga di ranah
semestinya, bila dulu tak kau kunci pesonanya. Sebab, semua adalah kehendak
semesta.
Lalu …
Denyut waktu beranjak …
Kutemukan kau di sudut kota yang retak; pada dinding-dinding
rindu yang sesak; dalam jantung berdetak.
Tetapi tak ada kata
ataupun tangkai melati di kornea
Entah aku
Entah kau
Tak juga berhenti menjelmakan hujan yang terus
berjatuhan
menghujam sisa-sisa
melati di lipatan ingatan
Posting Komentar untuk "Melati dalam Lipatan Ingatan"