Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Melati dalam Lipatan Ingatan

Kukatakan sudah, usah kau untai lagi melati itu. Tak akan pernah tercium wanginya. Meski kau dekatkan, melati hanya helaian mahkota yang kan pupus jua. Mending kau tanam lagi, tapi jangan untukku.

Kukatakan cukup, tak perlu kau pasang melati di rambutku. Itu cuma imaji lampau atau dongeng usang tentang belati pangeran yang tertinggal di sini, di dekat pendopo. Saat kau pernah tumpahkan satu keranjang melati.

Kukatakan lepas, biarkan melati bertumbuh di padang baru. Usah kau sesali, bila dulu melati tak berbunga di ranah semestinya, bila dulu tak kau kunci pesonanya. Sebab, semua adalah kehendak semesta.

Lalu …
Denyut waktu beranjak …
Kutemukan kau di sudut kota yang retak; pada dinding-dinding rindu yang sesak; dalam jantung berdetak.
Tetapi tak ada kata
ataupun tangkai melati di kornea
Entah aku
Entah kau
Tak juga berhenti menjelmakan hujan yang terus berjatuhan
menghujam sisa-sisa melati di lipatan ingatan

Posting Komentar untuk "Melati dalam Lipatan Ingatan"