Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Catatan Seorang Sarjana (part 2)

Saat menulis ini, aku sudah menyandang profesi penulis profesional. Sebuah passion dan impian yang telah kucapai setelah melewati tahapan yang tidak mudah. 

Hari itu, bulan Juni 2014... 
Aku... sarjana delapan bulan. Sekarang menyandang status tambahan sebagai pegawai swasta yang masil kontrak. Tepatnya seorang Technical Sales Representative di sebuah perusahaan obat-obatan dan vaksin. Sales atau kusebut marketing. 

Setelah berkelana melamar pekerjaan di dua puluh perusahaan, dapat panggilan, lalu tes, hanya ada dua perusahaan yang menyatakan aku lolos. Tentunya dengan jabatan yang saling bertentangan. Di sinilah jati diriku diuji. Tentang siapa aku dan bagaimana aku. Semoga kalian bisa mengambil manfaat dari kisah ini. 

Baiklah, aku mulai dari perusahaan pertama. Bergerak di bidang kemitraan ayam broiler. Singkat cerita, perusahaan ini menempatkanku sebagai Admin Logistik karena melihat hasil psikotesku. Menurut HRD-nya, aku tipe melankolis yang cocok jika bekerja sebagai logisitik atau di keuangan. 
Padahal aku mendaftar di marketing. Aku merasa, karakterku yang mudah jenuh tak cocok di posisi itu. Apalagi ditambah aku yang cerewet dan suka berpetualang. Sedikit pembelaan, hehehe... bukan karena perusahaan ini tak berkualitas tapi karena aku yang belum puas dengan proses yang terlalu pendek. 

Tatkala itu aku berpikir, alangkah mudahnya aku mendapat pekerjaan hanya dalam waktu tiga minggu setelah aku wisuda. Aku ingin proses yang lebih menantang, lebih meyakinkan tentang diriku. Akhirnya, aku membuat sebuah keputusan bodoh, menurutku. Resign alias keluar dari perusahaan ini dalam waktu kurang dari satu bulan. Alasanku karena aku ingin ikut tes CPNS. Ya aku memang ikut juga atas permintaan orang tuaku. Ah mungkin, Tuhan belum berkehendak, aku nggak lolos. Nah, di sinilah letak kebimbanganku. Setidaknya dalam hati kalian pasti bertanya, sebenarnya aku ingin kerja di mana? Yapz, pertanyaan tepat. Dan aku punya jawaban. 

Yang kupikirkan dan kuimpikan dari dulu sampai sekarang adalah aku bisa bekerja sebagai jurnalis di media massa ternama di Indonesia. Atau minimal aku berkerja sebagai copy editor di penerbitan ternama di negeri khatulistiwa ini. Kenapa? karena passionku adalah menulis dan semua yang berhubungan dengan seni dan sastra. Impianku menjadi penulis novel ternama di Indonesia. 

Mimpi tinggalah mimpi. Justru sesuatu mendorongku untuk berbelok arah. Aku mencari kerja lagi dengan mendaftar di bank-bank besar di Indonesia. Yah, begitulah hasilnya. Tahap psikotes menyatakan aku tak layak jadi pegawai bank. Entah apa yang merasuki pikiranku sehingga mendaftar di bank. Mulai dari bank negera hingga swasta, semuanya aku sambangi. Tapi, lagi-lagi aku tidak lolos seleksi. Ah, betapa rumitnya jalan ini. 

Sampai pada malam yang hening, sebuah surat elektronik, katakan saja begitu, dari perusahaan bergelar AgroMedia Pustaka mengisi inbok teratas. Seketika itu mataku berbinar. Ya, aku telah menemukannya, menemukan passion sekaligus profesiku. Tepat seperti yang kuinginkan. Kau tahu apa itu? Mereka menyebutnya, REPORTER. Entah bagaimana melukis bahagia di malam itu, rasa-rasanya aku ingin berteriak, I am the winner! kepada semua orang yang pernah merendahkanku. Kepada mereka yang meremehkan passion menulisku. I am very, very happy guys!

Posting Komentar untuk "Catatan Seorang Sarjana (part 2)"