Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ketika Desember Bernyawa

Ketika Desember mulai bernyawa lagi, aku ditikam takut teramat dalam. Rasa-rasanya sepi melibasku di antara keramaian, aku tersudut dan merancau seorang diri. Adakah kau sahabatku? setelah hitam yang menodai putih ini, ataukah memang kau sandera separuh jiwaku. Adakah kau merinduiku? seperti dahulu, tatkala desember belum nampak kelabu. Aku sakau ingin mendekap hati kau kembali, di sini, di tepian langit yang indah. Bertajuk di pinggiran danau, bersenda gurau. Adakah kau tahu? Kekalutan yang membunuhku diam-diam, dalam sadarku. Ketika Desember sudah bernyawa, segera kupinang hujan agar padam perapian.

Posting Komentar untuk "Ketika Desember Bernyawa"