Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

WAJAH SAKAU PERTANIAN NEGERIKU

Dengar,
Dengarkah desah kerapuhan tadi malam?
Atau senandung keraguan tatkala pagi menjelang.
Kita telah terbangun,
selalu terbangun di abad ini.
Karena mata kita adalah mata rantai mata yang melihat jutaan hektar hutan, sawah, ladang, perkebunan, peternakan, perikanan.

Betapa tak lepas dari pandang kita, ada ribuan burung camar kerap terbang di atasnya.

Kita pasti menyaksikan, perhelatan cuaca dan musim, denyut nadi sungai dan lautan serta nafas-nafas bencana mengendap diam-diam.
Entah, kapan terakhir kali kita mengalami, rasanya sudah terlampau lama hingga zaman terseok, wajah negeri pun sakau dilibas habis krisis, tak habis-habis, atap bangsa roboh, jatuh berserak-serak.

Derai-derai ekonomi petani rakyat terburai, airmatamu, wahai petani, tumpah berlerai-lerai.
Tidak kah kita malu? malu pada puluhan petani.
Hidup kita disubsidi, subsidi dari keringatnya.
Tidak kah kita malu? pada bulir-bulir indah, kuning keemasan itu seusai dipanen satu-satu, dikemas menjadi satu tetapi ketika tiba di kotaku bibirku lesu, untuk mengatakan bahwa inilah bentuk penindasan di negeriku.

Hai, anak zaman yang megah adakah rasa bersalah? menggantung di hatimu.
Kita hirup bau asap pembakaran gabah kita hisap udara bernanah, hebatnya kita dengan tangan terkepal di hadapan pemerintah.
Antara swasembada dan tidak swasembada, antara menghentikan dan meneruskan impor beras, dan antara luka kita dan luka mereka.

Mentari baru kembali terbentang, namun nasib buruk petani tak beringsut hilang.
Garis-garis penderitaan tergambar jelas berkepanjangan, berulang-ulang, setiap pemilu datang.
Kepada mereka janji-janji kampanye diumpankan.
Sedang perubahan berlari sangat lamban.
Kepada Presiden yang naik turun, menteri, pejabat eselon, Gubernur, Bupati, Camat, Lurah.
Kepada penghuni bumi yang berleha-leha dan kepada semesta yang kian murka, Doa ini kita sanjungkan untuk mereka, para petani, penopang kerontang perut bangsa.

Posting Komentar untuk "WAJAH SAKAU PERTANIAN NEGERIKU"